Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Catatan Kecil

Gambar
Photo at Farmhouse Lembang Bandung, Indonesia Hari ini ku dapatkan sebuah pelajaran berharga, seseorang tidaklah memiliki satu sisi tertentu, mereka tentulah manusia yang memiliki perasaan, mereka akan selalu berusaha menjadi lebih baik, terkadang ketika mereka berbuat jahat sekalipun, sesungguhnya hati kecil mereka itu menolak melakukan itu, terkadang nafsu dunia menjerat mereka, membuatnya melakukan itu. Telah kubuktikan dengan mata kepalaku sendiri,sejatinya menjadi baik adalah fitrah manusia. Seseorang yang menganggap temannya jahat ternyata justru dialah yang dapat menolong, terkadang pertolongan itu tidak selalu datang dari kawan melainkan dari seseorang yang kita anggap musuh. Sungguh terharu melihatnya, tetapi memang kejadiannya demikian.  Aku menyadari saat ini manusia tidak hanya memiliki satu sisi, tetapi memiliki sisi lain yang berbeda, membuatmu tidak menyangka. Sekali lagi kujelaskan kawan, janganlah kita berprasangka buruk kepada orang lain, itu tidak adil ba...

Terkekang oleh Kaum Sendiri

Kaum yang agung Dibawah lindungan sang Maha Agung Berpijak di bumi- Nya Menjalani kehidupan Mereka kaum yang besar Mereka pernah menjadi kaum terhebat Karena mereka dibawah lindungan sang Maha Besar Sang pemilik bumi, pemilik alam semesta Karena-Nya mereka kaum yang dirahmati.. Tapi aku tidak tahu mengapa Saat ini, mereka lemah Tidak berdaya.. Mereka tidak teguh pada pendirian Keyakinan telah gugur Hanya sebagian yang tersisa.. Kaum itu pun hampir runtuh Karena budaya hedonisme, Mereka tidak kuasa menghadapi paham sekuler, Pikiran mereka terinfeksi virus globalisasi, Membuat mereka "lupa" akan pedoman dan hakikat hidupnya.. Sebagian dari mereka masih memiliki pundi - pundi keyakinan Namun, bagaikan terkekang oleh kaum sendiri Mereka sulit meyakini apa yang seharusnya diyakini, Mereka sulit menjalankan apa yang seharusnya dijalani, Karena terpenjara dengan pemikiran sekuler, dan gaya hedonisme, oleh mereka yang telah terinfeksi.. Kaum ini tak lagi kok...

Sampai Kapan

Sampai kapanku begini Mengisi hari - hariku penuh dengan kesia-siaan Waktu ku biarkan saja bergulir Tak ada yang dapat ku hasilkan Sampai kapanku begini Membiarkan semuanya terjadi Tidak memberi manfaat sama sekali Yang ada hanya bungkam dalam hati Sampai kapanku begini Tak mampu menyuarakan isi hati Ku ingin semuanya berubah Tapi diri sendiri tidak berusa ha berubah Bagaimana mereka bisa tahu? Kalau diri ini tetap bungkam seribu bahasa.. Ampuni hambamu ini ya Rabb Yang terkadang membiarkan semua kebatilan terjadi .. Sesungguhnya aku takut kepada Mu Tapi entah kenapa dinding ketakutan dalam diri ini tidak runtuh juga. . Perasaan takut melukai Membuat diri ini enggan untuk menasehati Aku harap dinding itu dapat kuruntuhkan Sehingga aku dapat membangun dinding baru yang kokoh dengan keyakinanku kepada -Nya..

Aku Untukmu

Hai kamu Entah kenapa Terlintas dalam pikiran ini Tentang dirimu Meski sebenarnya diriku berusaha enggan Ya begitulah Terlintas begitu saja.. Aku tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan Aku tidak tahu apa yang Dia tuliskan Dalam cerita-Nya nanti Tapi yang pasti Saat ini kau tidak bersamaku Entahlah.. Aku tidak tahu Harapan semu selalu menghampiriku Berharap kau bersamaku Berharap kau kembali Terlintas lagi pertanyaan itu Mungkinkah? Apakah? Aku ini untukmu ?

Musuh dalam Selimut

Hati.. Kenapa kau masih berpura - pura Kenapa kau masih tidak sadar juga? Ada sesuatu didalammu Ada rasa tersimpan didalamnya.. Oh kau belum menyadarinya Rasa itu akan menjadi boomerang bagimu Jika kau tidak menyadarinya Ini berbahaya, Rasa akan kebanggaan Itu yang aku maksud Merasa bangga dengan apa yang kau punya.. Lambat laun rasa itu akan memerangimu Lambat laun rasa itu akan menghancurkanmu Rasa itu adalah musuh terbesarmu Bagaikan musuh dalam selimut Seketika itu adalah rasa yang menyenangkan Namun rasa itu justru akan meracunimu.. Sadarlah wahai hati Jika rasa itu masih terpendam dalam hatimu Hancurkanlah, dengan ketawadhuan Menyadari ba h wa dunia dan seisinya bukan milikimu Melainkan milik Tuhan Y ang M aha Esa..

Sang Pendosa

Bagai malaikat,terlihat sempurna Pandai berucap,kata penuh kebaikan Tapi siapa aku? Aku lagi - lagi hanya manusia biasa Yang tidak akan mampu menjadi malaikat Yang berlimpah dosa - dosanya Dosaku bagaikan desiran pasir Sang munafik Mungkin itu kata yang pantas untukku, Aku manusia Yang tidak mampu bertindak Aku manusia penuh keraguan Aku manusia yang bodoh Yang tidak merealisasikan perkataanku sendiri... Untungnya Tuhan baik sekali kepadaku Dia berkenan menutupi semua dosaku, aib - aib ku Menjadikan aku terlihat baik oleh sebagian kalian Padahal aku siapa? Lagi- lagi aku adalah sang pendosa

Aku Manusia

Aku Hanyalah manusia biasa Yang berusaha Menemukan jalan Aku hanyalah manusia Yang berusaha Menemukan arah Aku hanyalah manusia Yang berusaha Menemukan tujuan Namun aku hanyalah manusia Yang kadang tersesat Tidak tahu arah Sulit menemukan jalan Aku hanyalah manusia Dengan segala keterbatasan Yang membutuhkan petunjuk Yang perlu akan bimbingan Tolong bantu aku Siapapun diantara kalian..

Penjara Nafsu

Sekali - kali menepilah Dari hiruk pikuk dunia Yang membosankan Entah apa lagi yang harus kukejar? Entah apa lagi yang harus kudapat? Entahlah Aku tidak tahu Mungkin aku hanya butuh Ketenangan hati Kesucian jiwa Yang bisa didapat jika aku lepas dari penjara nafsu..

Tempat Singgah

Sesungguhnya, Dunia ini hanyalah tempat singgah Bagi sang petualang syurga Tempat singgah Untuk mencari bekal Tempat singgah Untuk sekedar istirahat Kemudian melanjutkan kembali Perjalanannya Menuju akhirat Menuju kampung halaman Tempat kembalinya Yaitu syurga Namun sayang dunia begitu menggiurkan Gemerlap cahaya dan warna - warninya Membuat terlena, seakan hidup selamanya di duni a Membuat lupa manusia akan kebahagiaan abadi , yang didapatnya k etika sudah sampai pada tujuannya

Teman Hijrah

Sahabat, Gengamlah tanganku Ikatlah jari jemarimu kepada tanganku Aku harap kita mempunyai ikatan Ikatan persaudaraan Yang dapat membangkitkan.. Sahabat, Tarik aku Ketika aku mulai lelah Ketika kecepatan lariku mulai tak sama Dorong aku Ketika aku ingin berhenti Lantas aku ingin mundur Jangan biarkan aku seperti itu Tolong berikan aku sedikit energi Meski awalnya aku tertatih Namun akhirnya dapat berlari lagi Untuk menuju kepada - Nya.. Sahabat, Bantu aku Untuk meniti Jalan Hijrahku Terkadang aku ragu Terkadang aku bimbang Banyak sekali rintangan menghadang Gemerlap dunia terkadang begitu menggiurkan Sehingga membuatku ingin kembali Aku mudah sekali menyerah kawan.. Denganmu aku kuat Denganmu aku yakin Bahwa jalan yang kita lalui adalah benar adanya..

Harta yang Paling Berharga

Sejenak aku fikirkan, apa saja yang aku miliki saat ini? Apakah sudah aku memiliki semua yang ada di dunia ini? Dan ternyata aku sudah memiliki semua yang sudah dimiliki kebanyakan orang. Tetapi menurutmu? Harta mana yang paling berharga dalam hidupmu? Apakah itu kekayaan, keluarga, teman, sahabat atau ilmu? Bukankah kita semua memiliki itu? menurutmu apa definisi harta yang berharga? Apakah dengan harta tersebut dapat membuat kita bahagia? Menurutku, harta yang berharga adalah yang dapat membuat kita bahagia bahkan untuk selama - lamanya. Lantas, apakah semua harta yang dimiliki itu bisa membuat kita bahagia? Sebagian kita bahagia dengan apa yang dimilikinya. Namun percaya kawan jika kita memiliki yang satu ini, harta yang kita miliki akan membuat kita bahagia. Dan menurutku yang satu ini adalah harta yang sangat berharga bagiku bahkan untuk kalian semua. Keimanan, hubungan antara kita dan Tuhan, keyakinan padaNya membuat kita bahagia. Beriman itulah terminologi menurut agamaku. Ket...

Surat Cinta Kami untukmu Ya Rasulullah

Ya Rasulullah Kekasih Allah Sholawat serta salam kepadamu ya Habiballah.. Kau adalah cahaya Dalam hidup kami, Bintang, Dalam hati kami, Tidak ada yang bisa menandingi pancaran sinarmu dalam hati kami.. Sholawat serta salam ya Rasulullah Kami merindukan engkau Ya Rasulullah Merindu untuk bertemu engkau, Merindu ingin melihat pancaran sinar pada wajahmu, Pancaran kekuatan dan kedamaian, Pancaran keyakinan hati dan keteguhan Iman.. Dapatkah kami bertemu denganmu ya Rasulullah? Idola seluruh Alam jagat raya ini.. Idola para Malaikat Allah.. Manusia pilihan Allah.. Izinkan kami untuk membuktikan bahwa rasa cinta ini besar kepadamu ya Rasulullah, Hingga rasa cinta ini dapat menghantarkan kami kepadamu, Wahai bintang kami, Idola kami, Kekasih Allah.. Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi Wassalam.. Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad, wa'ala ali sayyidina Muhammad.. Selasa, 13 Rabiul Awal 1440 H

Yang Sebenarnya Cinta

Bagaimana caramu menyayangi kami, Dengan segenap raga yang kau miliki, Hati dan pikiranmu, Hanya tertuju kepada kami.. Sungguh, Kami lagi - lagi jarang sekali berterimakasih, Cinta tulusmu seringkali kami nodai, Kasih sayangmu sering kami lupakan. Mengingatkan kami akan perjuanganmu. Bertaruh harta jiwa dan raga, Ketika kau tiba di Kota Thaif, Lagi - lagi kau mencintai kami, Berdoa untuk kami memohonkan rahmat dari-Nya, Padahal sebagian dari kami mengkhianatimu saat itu.. Ya Rasulullah.. Cintamu kepada kami sungguh besar, Seperdemikian detik kau tidak pernah melupakan kami, Bahkan saat ajal datang menjemput, Siapa lagi yang kau ingat? " Ya Allah janganlah kau timpa rasa sakit sakaratul maut ini kepada umatku, biarlah aku saja yang merasakannya " Allah.. Lagi - lagi kami yang diingatnya, Cintanya sungguh mulia, Mungkinkah ini cinta sejati? Inilah yang sebenarnya cinta, Mencintai tanpa harap, Mengasihi tanpa diberi. Ya Rasulullah.. Terimakasih, Engk...

Rindu

" Wahai laut yang temaram, apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami. Wahai laut yang lenggang, apalah arti kehilangan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak saat menemukan. Wahai laut yang sunyi, apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapapun? Wahai laut yang gelap, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan  melupakan saat kami rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja. " Dikutip dari Novel Rindu Oleh Tere Liye ( 2014).

Langit yang Tidak Selamanya Kelabu

Memandang langit, Nampaknya hari ini mendung, Tanda akan turun hujan, "Apakah hari ini akan turun hujan?" Itu yang kemudian kelak menjadi pertanyaannya.. Mendung, belum tentu akan hujan. Hujan juga bukan sesuatu yang harus disesali, Ketika tidak bisa pergi, menikmati secangkir kopi bersama keluarga bisa dijadikan suatu pilihan, Jika sendirian... Hujan adalah waktu yang tepat untuk menikmati mie instan hangat.. Begitupun dengan ujian, "Apakah ujian ini akan sulit?" Itu juga mungkin pertanyaannya. Ujian bisa saja terlihat mudah, Kalaupun sulit dan melelahkan, Itu adalah waktu yang tepat untuk terus mengeksplorasi diri.. Langit tidak selamanya kelabu, Akan Hujan kemudian muncullah pelangi.. Jangan biarkan awan mendung hinggap dihatimu, Ciptakan saja pelangi dihatimu.. Jangan menyerah.. Ingatlah... Di setiap kesulitan ada kemudahan, Di setiap kesulitan ada kemudahan.. Jalani saja.. Semua akan terlihat mudah, Selama kau percaya akan janji Tuh...

Memeluk Erat

Memeluk e rat masa lalu, dimana memeluk semua kenangan buruk yang telah terjadi, mereka yang selalu menghampiri dalam setiap waktumu. Mereka tidak akan pergi apalagi menetap disuatu tempat. Mereka akan selalu menyertaimu disetiap saat. Terimalah dan peluk eratlah mereka, berusaha melawan mereka adalah suatu kesengsaraan yang hakiki, membuatmu gelisah penuh kebencian. Mereka tetap saja bagian dari hidup kita. Tanpa mereka. Kita tidak akan menjadi kita. Mereka adalah cara bagaimana proses untuk menjadi kita yang sekarang, Berdamailah dan peluk erat mereka. Menerima mereka sebagai bagian dari hidupmu, Kedamaian akan terasa dalam hatimu. Terinspirasi dari Novel 'Pulang' Oleh Tere Liye

Keseimbangan

Tidak semua di dunia ini adalah seorang guru, Namun semua orang adalah murid, Sang guru membutuhkan muridnya untuk mengajar, Murid -murid pun membutuhkan sang guru untuk belajar. Tidak semua di dunia ini adalah seorang dokter, Tapi mungkin saja semua adalah pasien, Sang dokter membutuhkan pasien untuk diobati, Pasien tentu saja membutuhkan dokter untuk mengobati penyakitnya. Itulah keseimbangan Dimana hidup ini saling membutuhkan satu sama lain, Tidak ada seorangpun yang mampu menguasai semua ilmu, Cukup menjadi ahli dalam beberapa ilmu, Tidak ada seorangpun yang mampu menguasai seluruh harta, Cukup beberapa saja yang dikuasai, Ada yang memberi, Ada juga yang diberi, Maka akan tercipta keseimbangan itu. Keseimbangan.. Itulah cara Tuhan, Agar manusia tahu jika mereka lemah, Agar manusia tidak menjadi besar kepala , Agar manusia terus bergantung pada-Nya.

Jari yang Sakit

Sakit, Pada kepala. Sakit, Pada lengan. Sakit, Pada Kaki. Aku fikir sekujur tubuh ini merasa sakit, Tapi ternyata, Aku salah, Yang sakit bukan sekujur tubuh, melainkan jari telunjukku yang sakit. Aku hanya fokus pada yang tersentuh, Bukan yang menyentuh.. Sudah jelas jariku yang sakit menyentuh seluruh tubuhku, Yang kemudian membuat tubuhku 'merasa' sakit.. Ya itulah aku, Aku selalu merasa tersakiti, Semua orang terlihat 'jahat' dihadapanku, Aku yang menganggap semua orang tidak boleh berbuat kesalahan, Ketahuilah sesungguhnya, Bahwa, Bukan mereka, Tapi, Aku.. " jiwaku yang sakit".. Yaaa.. Itulah "Jiwa yang sakit", Jika kau merasa selalu tersakiti oleh saudaramu, Kamu yang merasa tidak nyaman didekat mereka.. Kamu yang menganggap mereka membencimu. Yang kenyataannya tidak, mereka selalu menyanyangimu. Wahai saudaraku.. Sembuhkan hatimu, Dengan cinta dan kasih sayang.. terinspirasi dari Oase  Buya Yahya "semua te...

Ujian

Ujian.. Dimana terdapat bermacam persoalan, Yang harus dicari jawabannya. Ini tentang salah atau benar jawaban yang kita berikan, Benar atau salahnya, dilihat dari pedoman yang kita gunakan, apakah sesuai dengan pedoman itu atau tidak, Ketika jawaban benar maka kita akan mendapat nilai yang baik.. Inilah Hidup.. Hidup ini tidak lain adalah sebagai Ujian, Ujian yang Allah berikan kepada kita, Tentang salah atau benarnya kita dalam menjalani hidup, Tentang pedoman hidup, yang kita gunakan.. Sudahkah kita menjawab persoalan yang Allah beri, sesuai dengan pedoman yang Allah turunkan kepada kita? Sudah benarkah jawaban kita? Atau justru.. Masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari jawaban kita.. Hidup ini sejatinya adalah ujian Yang kelak hasilnya akan diperhitungkan, Surga kah? Neraka kah? Selama masih ada kesempatan, kita harus meraih surga itu...

Siapa yang Salah?

Siapa yang salah? ketika namamu terdengar bising, membuat resah hati.. ketika semua mata tidak nyaman melihatmu.. ketika pikiran mereka selalu tertuju padamu,  memikirkan hal buruk tentang mu.. Siapa yang salah? Ketika kawan yang kau kira sehabat sejati, diam - diam telah mengkhianatimu Ketika kawan yang kau kira musuh, sejatinya dia sahabat sejatimu. Mungkinkah? Ada yang salah dengan mereka? Atau, jangan - jangan.. Ada sesuatu dalam dirimu? Siapa yang seharusnya disalahkan? Mereka atau dirimu? Sejatinya dalam hidup ini kita tidak perlu menyalahkan siapa - siapa. yang perlu dilakukan hanyalah koreksi diri, Intropeksi dan memperbaiki diri.